5 Kesalahan Umum Saat Service Alat Laboratorium


Sebagai seseorang yang sudah cukup lama berkecimpung di dunia laboratorium, baik itu di lingkungan riset, industri, atau QC, satu hal yang pasti kita semua pahami adalah pentingnya alat laboratorium yang terjaga performanya. Namun sayangnya, ketika bicara soal service alat laboratorium, masih banyak kesalahan yang kerap dilakukan, bahkan oleh tim teknis sekalipun.
Kesalahan-kesalahan ini bukan cuma bikin alat cepat rusak lagi, tapi juga berisiko menurunkan akurasi data, memperlama waktu uji, hingga bisa merusak reputasi laboratorium secara keseluruhan. Maka dari itu, penting bagi kita semua, baik teknisi, analis, atau manajer lab, untuk tahu dan menghindari 5 kesalahan umum dalam service alat laboratorium berikut ini.
1. Tidak Melibatkan Teknisi Resmi atau Bersertifikat
Ini adalah kesalahan klasik dan sering terjadi karena alasan “hemat biaya” atau “sudah langganan lama”. Faktanya, tidak semua teknisi servis punya pemahaman teknis yang mendalam untuk setiap jenis alat. Alat lab, terutama yang canggih seperti spektrofotometer, HPLC, atau GC-MS, memerlukan penanganan spesifik sesuai standar pabrik.
Kalau kamu memakai teknisi yang tidak tersertifikasi, risiko yang mungkin terjadi meliputi:
- Kesalahan kalibrasi
- Penggantian part tidak sesuai standar
- Prosedur pembongkaran yang merusak bagian dalam
Solusinya? Selalu pastikan teknisi yang menangani adalah tenaga profesional yang sudah terlatih dan memiliki sertifikat kompetensi atau dukungan dari brand alat tersebut.
2. Menunda Service Meski Sudah Ada Tanda-Tanda Error
Alat mulai lambat menyala, suara motor mulai berisik, atau hasil pengukuran mulai tidak konsisten, semua itu adalah sinyal bahwa alat butuh perhatian. Tapi sering kali, karena alat masih bisa digunakan, perawatan atau servis ditunda dengan alasan “nanti saja saat rusak total”.
Padahal, menunda servis hanya akan:
- Memperbesar potensi kerusakan
- Membuat downtime alat lebih lama
- Meningkatkan biaya perbaikan karena kerusakan sudah menyebar
Lebih bijak untuk langsung melakukan pemeriksaan saat tanda awal muncul. Servis lebih cepat = risiko lebih kecil.
3. Tidak Menyimpan atau Mencatat Riwayat Servis Alat
Kesalahan ini tampak sepele, tapi dampaknya besar. Banyak laboratorium tidak punya catatan servis yang rapi. Akibatnya:
- Tidak tahu kapan terakhir alat dikalibrasi
- Tidak bisa lacak pola kerusakan berulang
- Sulit memenuhi persyaratan audit (ISO 17025, GLP, dll)
Solusi mudahnya adalah membuat logbook servis untuk setiap alat. Bisa dalam bentuk digital atau fisik. Catat tanggal, teknisi, jenis perbaikan, spare part yang diganti, dan hasil setelah servis.
4. Menggunakan Spare Part Abal-abal atau Tidak Sesuai
Gara-gara ingin memangkas biaya, kadang kita tergoda untuk menggunakan spare part generik atau non-original. Padahal, alat laboratorium punya spesifikasi presisi tinggi. Salah memilih part bisa menyebabkan:
- Kinerja alat menurun
- Umur pakai alat jadi pendek
- Kalibrasi tidak bisa dilakukan dengan benar
Selalu gunakan spare part asli atau yang sudah direkomendasikan oleh produsen. Harga mungkin sedikit lebih mahal, tapi jaminan kualitas dan kompatibilitas jauh lebih baik.
5. Tidak Melakukan Verifikasi Setelah Service
Banyak lab merasa aman setelah alat diservis, lalu langsung digunakan tanpa melakukan uji verifikasi pasca-perbaikan. Padahal ini adalah langkah penting untuk memastikan bahwa:
- Alat benar-benar bekerja sesuai standar
- Tidak ada error tersembunyi setelah proses servis
- Hasil pengujian tetap valid
Verifikasi bisa berupa uji fungsi dasar, kalibrasi ulang, atau cross-check dengan alat pembanding. Jangan langsung percaya alat sudah normal hanya karena teknisi bilang “sudah beres”.
Studi Kasus: Kesalahan Fatal Karena Spare Part Salah
Di sebuah laboratorium lingkungan, alat spektrofotometer UV-Vis menunjukkan hasil menyimpang setelah servis. Ternyata, teknisi mengganti komponen lampu dengan produk non-original. Akibatnya, panjang gelombang yang terbaca tidak presisi. Seluruh batch uji harus diulang, dan reputasi lab di mata klien jadi menurun. Setelah kembali ke teknisi resmi dan menggunakan spare part asli, performa alat normal kembali.
Tips Mencegah Kesalahan Saat Service Alat Lab
- Buat jadwal perawatan dan servis berkala
- Hanya gunakan teknisi bersertifikat atau mitra resmi alat
- Gunakan suku cadang yang sesuai standar pabrikan
- Selalu lakukan verifikasi performa setelah servis
- Simpan semua dokumen dan log servis dalam satu tempat yang mudah diakses
Kesimpulan: Service Alat Lab Itu Soal Ketelitian, Bukan Sekadar Perbaikan
Merawat dan memperbaiki alat laboratorium bukan cuma tugas teknisi. Ini adalah bagian dari sistem mutu yang harus didukung oleh semua orang di laboratorium. Hindari kesalahan-kesalahan umum yang bisa membuat alat makin rusak, data tidak valid, atau proses audit jadi berantakan.
Jadikan servis alat sebagai proses strategis untuk menjaga akurasi, efisiensi, dan kepercayaan terhadap hasil kerja laboratorium kita.



Tuliskan Komentar