7 Tanda Alat Lab Kamu Butuh Diservis


Sebagai orang yang sudah bertahun-tahun berkutat di laboratorium, kamu pasti paham bahwa alat lab bukan sekadar instrument. mereka adalah perpanjangan tangan kita dalam meneliti, menganalisis, dan memastikan data yang keluar itu valid. Tapi sayangnya, sering kali kita terlalu fokus pada hasil dan lupa bahwa alat pun butuh perhatian. Nah, sebelum terlambat, yuk kita bahas 7 tanda alat lab kamu sebenarnya udah teriak minta diservis.
1. Hasil Pengukuran Mulai Nggak Konsisten
Salah satu red flag utama. Misalnya, kamu pakai spektrofotometer dan nilai absorbansinya berubah-ubah padahal sampel dan kondisinya sama. Misalnya, pH meter kamu tiba-tiba memberikan angka yang ‘melenceng’ dari harapan, padahal larutan buffer-nya sudah sesuai standar. Jangan langsung curiga sama sampel, bisa jadi alatnya yang mulai ngambek.
Catatan penting: Data yang nggak konsisten itu bukan cuma soal alat rusak, tapi juga bisa bikin hasil eksperimen kamu diragukan. Jadi jangan anggap remeh.
2. Proses Kalibrasi Selalu Gagal atau Tidak Stabil
Kalibrasi adalah prosedur dasar yang menunjukkan bahwa alat kamu masih bekerja sesuai standar. Kalau tiap kali kalibrasi, hasilnya selalu deviasi besar, atau malah nggak bisa dikalibrasi sama sekali, itu artinya ada masalah serius. Bisa jadi ada komponen elektronik yang aus atau sensor yang melemah.
Kalau kamu pakai alat seperti timbangan analitik, HPLC, atau spektrofotometer, pastikan kamu catat proses kalibrasinya. Kegagalan berulang = sinyal untuk servis.
3. Muncul Suara Aneh atau Bau yang Tidak Biasa
Alat lab yang sehat itu umumnya tenang dan nggak bikin drama. Jadi, kalau mulai muncul suara-suara mendengung aneh, klik yang nggak biasa, atau bahkan bau menyengat dari alat seperti inkubator atau freezer itu tanda bahaya. Mungkin ada motor yang aus, kabel korslet, atau pendingin yang bocor.
Jangan ditunda. Gejala kayak gini bisa jadi awal dari kerusakan besar kalau nggak ditangani segera.
4. Waktu Operasional Lebih Lama dari Biasanya
Pernah ngalamin alat yang biasanya cuma butuh 10 menit buat analisis, tiba-tiba jadi 30 menit tanpa alasan jelas? Kalau ini terjadi berulang, bisa jadi sistem internalnya mulai lelah. Komponen seperti pompa, sensor, atau software bisa jadi penyebab.
Terutama pada alat-alat analisis kompleks seperti GC-MS, PCR, atau autoclave. Lama-lama, delay ini bukan cuma ganggu produktivitas, tapi juga bikin antrian kerjaan di lab makin menumpuk.
5. Tampilan Digital Error atau Tidak Responsif
Jika layar alat kamu mulai menunjukkan kode error yang tidak pernah muncul sebelumnya, atau bahkan tombol-tombolnya nggak merespon, jangan anda berharap alat ‘sembuh sendiri’. Seringkali ini terkait dengan sistem pengendali yang mulai error atau perangkat lunak yang butuh update atau penyetelan ulang.
Lebih baik panggil teknisi segera daripada kamu nekat ‘oprek’ sendiri tanpa pengalaman. Bisa jadi tambah rusak.
6. Ada Kerusakan Fisik yang Mulai Terlihat
Retakan kecil di casing, engsel yang longgar, kabel yang terkelupas, atau baut yang copot kelihatannya sepele, tapi kalau dibiarkan bisa berujung pada malfungsi atau kecelakaan kerja. Jangan tunggu sampai alatnya mogok total. Kerusakan fisik itu sinyal visual yang harus kamu tanggapi.
Terutama alat yang sering kena getaran atau cairan kimia, seperti centrifuge atau stirrer.
7. Sudah Lewat Jadwal Servis Berkala
Ini yang paling sering diabaikan: jadwal servis berkala. Hampir semua alat lab punya SOP servis rutin. entah 6 bulan sekali atau setahun sekali. Kalau kamu nggak pernah catat dan ternyata sudah dua tahun nggak diservis, wah, itu udah alarm merah!
Alat yang diservis secara rutin terbukti lebih awet, akurat, dan minim risiko rusak mendadak. Banyak kerusakan besar bisa terhindar kalau servisnya rajin.
Kenapa Servis Alat Lab Itu Penting?
- Menjaga Akurasi Hasil – Kita kerja di dunia sains, jadi akurasi itu harga mati.
- Mengurangi Downtime – Alat rusak = kerjaan tertunda. Kalau bisa dicegah, kenapa nggak?
- Efisiensi Biaya – Servis kecil lebih murah daripada beli unit baru atau perbaikan besar.
- Keamanan – Alat yang rusak bisa membahayakan pengguna dan lingkungan lab.
Tips Merawat Alat Lab Supaya Lebih Awet
- Buat log book perawatan tiap alat.
- Lakukan daily check sederhana (cek suhu, tekanan, tampilan layar).
- Simpan alat di tempat yang sesuai suhu dan kelembabannya.
- Ikuti manual penggunaan dengan disiplin.
- Jangan asal eksperimen di luar spesifikasi alat.
Kesimpulan: Dengarkan “Keluhan” Alat Kamu
Alat lab itu seperti rekan kerja: kalau mereka kasih tanda-tanda kelelahan, kita harus peka. Jangan tunggu sampai rusak total atau data kita dipertanyakan karena alat bermasalah. Dengan perawatan dan servis yang tepat waktu, kamu nggak cuma menjaga performa alat, tapi juga menjaga kredibilitas kerja kamu sebagai scientist.
Jadi mulai sekarang, ayo cek kondisi alat di lab kamu. Mungkin saja, mereka lagi butuh ‘me time’ di tempat perbaikan.



Tuliskan Komentar