Kenapa Alat Lab Harus Diservis Rutin? Ini Jawabannya


Sebagai orang yang sudah cukup lama bekerja di laboratorium, entah di industri, rumah sakit, atau instansi riset—kita pasti sepakat bahwa alat laboratorium adalah bagian vital dari pekerjaan kita. Tanpa alat yang berfungsi optimal, mustahil kita bisa menghasilkan data yang akurat, valid, dan bisa dipertanggungjawabkan.
Namun sering kali, kita hanya fokus menggunakan alat, tanpa benar-benar memberi perhatian pada kondisinya. Alat tetap dipakai meskipun mulai error, sensor ngaco, suara motor mulai aneh, atau hasil sudah tidak konsisten. Padahal, semua tanda itu adalah sinyal bahwa alat sedang butuh perawatan. Dan inilah alasan kenapa servis rutin alat lab itu bukan sekadar formalitas, tapi keharusan.
Servis Rutin Bukan Sekadar ‘Periksa’, Tapi ‘Menjaga Performa’
Servis rutin bukan cuma soal teknisi datang lalu alat dibersihkan. Di dalam servis berkala biasanya termasuk:
- Pemeriksaan fungsi dasar alat
- Pengecekan dan pembersihan komponen internal
- Kalibrasi ulang jika diperlukan
- Update firmware/software (untuk alat elektronik)
- Penggantian part yang mulai aus
Tujuannya jelas: menjaga agar alat tetap dalam kondisi terbaik, sebelum rusak total. Kalau dianalogikan, servis rutin itu seperti kita cek kesehatan secara berkala ke dokter. Kita nggak tunggu sampai jatuh sakit, kan?
1. Menjaga Akurasi dan Validitas Data
Inilah alasan paling utama. Alat lab dipakai untuk menghasilkan data yang jadi dasar keputusan penting, baik itu uji mutu, penelitian, atau diagnosa. Kalau alatnya tidak diservis, hasilnya bisa bias, deviasi makin besar, bahkan salah total.
Misalnya, pH meter yang tidak dikalibrasi dan diservis bisa salah baca sampai 0.5 unit. Bayangkan dampaknya dalam formulasi bahan kimia atau proses fermentasi di industri makanan. Kesalahan kecil bisa berdampak besar.
2. Mencegah Downtime Tak Terduga
Satu hal yang sering bikin stres di lab adalah alat tiba-tiba rusak di saat paling krusial. Mau uji batch besar, eh tiba-tiba HPLC tidak nyala. Mau validasi metode, spektro malah mati total. Jadi, servis rutin berperan dalam deteksi dini terhadap komponen yang mulai tidak optimal atau bermasalah.
Dengan begitu, kamu bisa atur waktu perbaikan dengan lebih baik dan tidak mengganggu operasional harian.
3. Memperpanjang Umur Alat
Alat lab itu bukan barang murah. Satu unit saja bisa bernilai puluhan bahkan ratusan juta. Tapi alat dengan harga mahal pun tetap bisa cepat rusak kalau dipakai tanpa perawatan.
Servis rutin berfungsi untuk memperpanjang usia pakai alat dengan memelihara performa kerjanya tetap stabil. Ibarat mobil, mesin yang rajin diservis pasti awet dan jarang mogok.
4. Mengurangi Risiko Kerusakan Fatal
Kebanyakan kerusakan besar di alat lab sebenarnya bisa dicegah. Asal kita rutin periksa dan tahu kapan harus ganti spare part. Komponen kecil seperti sensor suhu, kabel konektor, atau motor kecil bisa rusak diam-diam dan berdampak besar kalau dibiarkan.
Dengan servis berkala, teknisi bisa menemukan komponen seperti ini sebelum rusaknya menyebar ke bagian vital lainnya.
5. Membantu Kelancaran Audit dan Sertifikasi
Kalau kamu kerja di lab yang harus patuh terhadap ISO 17025, GLP, atau standar BPOM, kamu pasti tahu pentingnya dokumentasi alat. Audit eksternal sering kali menanyakan:
- Jadwal servis terakhir
- Sertifikat kalibrasi
- Riwayat kerusakan dan perbaikan
Dengan servis rutin, kamu akan punya semua dokumen itu. Dan percayalah, ini bisa menyelamatkan reputasi lab kamu saat audit berlangsung.
6. Menjaga Keamanan Pengguna
Beberapa alat lab bisa berbahaya jika tidak dalam kondisi baik, misalnya autoclave, centrifuge, atau alat listrik berdaya besar. Kalau sensor rusak, alat bisa overheat, meledak, atau korsleting. Servis berkala memastikan semua sistem pengaman bekerja sebagaimana mestinya.
Kapan Waktu yang Tepat untuk Servis Alat Lab?
Idealnya, alat lab diservis:
- Setiap 6 bulan untuk alat intensif (misalnya spektro, HPLC, timbangan)
- Setahun sekali untuk alat yang jarang digunakan
- Setiap muncul gejala error meski belum masuk jadwal rutin
Namun yang paling penting: buat jadwal dan catat semua aktivitasnya. Bisa pakai logbook manual atau sistem digital.
Alat Apa Saja yang Wajib Diservis Rutin?
- Timbangan analitik dan presisi
- pH meter dan alat ukur lainnya
- Spektrofotometer dan fluorimeter
- Centrifuge, inkubator, dan oven
- Freezer, cold room, dan water bath
- Alat dengan sistem pompa atau sensor
Studi Kasus: Laboratorium Industri Makanan
Sebuah lab QC di pabrik makanan mengalami kendala saat pH meter mereka error di tengah proses pengujian batch besar. Setelah dicek, ternyata alat sudah lebih dari 2 tahun tidak diservis. Akibatnya, seluruh batch senilai 500 juta harus ditahan karena datanya tidak valid. Sejak itu, mereka rutin servis semua alat utama tiap 6 bulan, dan hasilnya? Zero downtime dan audit terakhir dinyatakan bersih.
Tips Agar Servis Alat Lab Lebih Terencana
- Tentukan jadwal rutin dalam agenda bersama (Google Kalender atau software manajemen laboratorium)
- Kerjasama dengan jasa servis terpercaya yang punya teknisi bersertifikat
- Simpan semua dokumen servis dan kalibrasi di satu tempat
- Libatkan staf lab untuk cek kondisi alat tiap minggu
- Gunakan checklist harian untuk alat yang sering dipakai
Kesimpulan: Rawat Alat, Jaga Kredibilitas
Alat lab yang sehat adalah fondasi dari data yang valid, proses yang lancar, dan laboratorium yang profesional. Servis rutin bukan pengeluaran sia-sia, justru itu adalah investasi kecil untuk menjaga keberlangsungan kerja besar.
Jadi mulai sekarang, jangan tunggu alat rusak baru panik. Jadwalkan servis, cek kondisi, dan dokumentasikan semuanya. Karena di balik alat yang berfungsi dengan baik, ada lab yang berjalan dengan lebih percaya diri.



Tuliskan Komentar